ANALISIS USAHA INDUSTRI TEMPE KEDELAI DI DESA KACANGAN KECAMATAN NGUNUT KABUPATEN TULUNGAGUNG

  • Herry Nur Faisal Herry Nur Faisal Fakultas Pertanian Universitas Tulungagung
  • Yuniar Hajar Prasekti
Abstract views: 1523 , PDF downloads: 607
Keywords: analisis usaha, industri, tempe, kedelai

Abstract

Tempe merupakan sumber protein dan serat yang sangat bermanfaat bagi tubuh kita. Meskipun tergolong sebagai bahan pangan tradisional, tempe masih banyak digemari oleh masyarakat kita. Terutama bagi vegetarian yang membutuhkan protein nabati sebagai pengganti protein hewani.  Dalam proses pembuatan tempe yang dijalankan dengan menganalisis struktur biaya yang dilakukan serta menganalisis penerimaan dan pendapatan usaha pembuatan tempe. Adapun pembuatan tempe adalah pemilihan biji, kedelai, dibersihkan dari kotoran, pencucian, perebusan, perendaman.

Dari hasil penelitian pendapatan usaha pembuatan tempe di Desa Kacangan setiap responden dapat diketahui dari selisih penerimaan dengan biaya-biaya yang telah dikeluarkan. Besarnya pendapatan yang diperoleh pengusaha tempe di Desa Kacangan pada bulan April 2022 Rp 57.647.000. Dengan rata-rata setiap responden adalah Rp 19.215.666. Total biaya yang dikeluarkan pada pembuatan tempe adalah sebesar Rp 3.360.000/hr. Proporsi terbesar dikeluarkan untuk penyediaan bahan-bahan yang mencapai 82,75%. Biaya tenaga kerja yang digunakan adalah tenaga kerja dalam keluarga. Pada analisis ini biaya tenaga kerja dalam keluarga ikut di perhitungkan sebagai komponen biaya produksi.

Hasil perhitungan terhadap penerimaan dari usaha tempe dapat diketahui rata-rata tempe yang dihasilkan setiap hari Rp 1.120.000.Pendapatan bersih usaha ini adalah selisih antara pendapatan kotornya (penerimaan) dengan pengeluaran total yang digunakan untuk usahanya (usaha tempe). Sehingga pendapatan usahanya adalah selisih antara penerimaan semua biaya dengan formulasi sebagai berikut :Jika dihitung dengan tingkat efisiensi, maka dapat diketahui melalui perbandingan antara besarnya penerimaan dengan biaya yang di kenal dengan R/C ratio.

Dari perhitungan R/C ratio di dapatkan bahwa R/C ratio produksi tempe di Desa Kacangan menghasilkan R/C ratio di atas 1 ini berarti usaha produksi tempe di Desa Kacangan yang dilakukan sampel adalah efisien dan menguntungkan sehingga disimpulkan layak secara ekonomi layak untuk di kembangkan. Rasio tersebut berarti bahwa setiap penambahan satu-satuan biaya produksi akan memberikan peningkatan penerimaan sebesar 2,33%.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Daniel dalam Wanda, (2015:603). Biaya produksi atau biaya-biaya yang dikeluarkan oleh petani dalam proses produksi, baik secara tunai maupun tidak tunai.
Gustiyanadalam Wanda, (2015:603). Pendapatan Usahatani. Biaya produksi meliputi biaya riil tenaga dan biaya riil sarana produksi.
Hariyanto Bambang, 2011, Peluang Usaha Industri Tempe, Jakarta : Bentara Cipta Prima.
Soleh, M. 2003. Perbaikan mutu dan keamanan panan Produk Olahan Hasil Industri kecil Melalui Analisa Bahaya dan Penentuan Titik Kendali. Dalam Buletin Teknologi dan Informasi Pertanian vol. 6 Januari 2003. Departemen Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (BPTP). Jawa Timur
Wirakusuma, Emma S. 2005. Tempe makakan “Super” Asli Indonesia, Jakarta: Penebar Swadaya

PlumX Metrics

Published
2022-11-27
How to Cite
Herry Nur Faisal, H. N. F., & Hajar Prasekti, Y. (2022). ANALISIS USAHA INDUSTRI TEMPE KEDELAI DI DESA KACANGAN KECAMATAN NGUNUT KABUPATEN TULUNGAGUNG. VIABEL: Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Pertanian, 16(2), 114-122. https://doi.org/10.35457/viabel.v16i2.2271